Sabtu, 21 Juni 2014

Memories

imajinasi Mentari febby
Tuhan aku merindukanya, Tuhan..



Gue gak berharap nyokap atau orang-orang terdekat gue baca beberapa postingan gue yg sebelumnya. Mereka tau itu tertuju untuk siapa.. Bisa dimaki-maki kali gue. Dibego-begoin. Tapi... You know the thing about being left, it is not the moment when you are left, not the reasons why you are left, and nor how you are left. It is the memories. Memory is a bitch.
Selalu ada pro dan kotra. Seperti pemilu saat ini.

Sumpah demi apapun, bukan gue gak menghargai diri gue sendiri. Setelah dia ninggalin gue like i'm was nothing, bahkan gak mengakui pernah adanya gue. Ya setidaknya Tuhan tau kalo gue pernah ada dalam hidup dia juga, dulu.. Walaupun dia mempungkiri itu.

Gue kangen momentnya, bukan dianya.
Bahkan gue lupa kapan terakhir kali gue liat wajahnya, gue lupa gimana wajahnya, sosok dia bener-bener udah ilang dipikiran gue tapi kenangan dia ngehantui gue.

"But you don't have to", they say.

Iya. Ini perasaan random sesaat yg entah kenapa hadir lg. Untuk rasa sayang yg permanent itu udah bener-bener sirna. But every steps i'm walking just keep showing the memories i have with him. And that is how the pain starts to soak up through my veins. And it stays for like, forever. Only when i sleep the pain is gone. It somehow embodies as nightmares, though.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Is My Magic... Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review